Thursday, September 17, 2009

JATUH CINTA !, (Energi Spiritualitas Maha Dashyat)

JATUH CINTA !, (Energi Spiritualitas Maha Dashyat)

by Arie Wibowo Laksono (notes) Wednesday, September 9, 2009 at 5:13pm @Facebook

Sahabatku semua, setiap orang pernah jatuh cinta. Umumnya, jatuh cinta itu terjadi pada orang dengan lawan jenis. Tidak ada satupun kata-kata yang bisa mewakili perasaan jatuh cinta. Sebutlah kata senang, gembira, bahagia, bergetar, berdebar, takut kehilangan, cemburu, ingin selalu bersama, semua terlihat bersinar dan menyenangkan, tetap saja tidak bisa mewakili seluruh nuansa jatuh cinta.

Biasanya yang lama diingat orang melalui kejadian-kejadian jatuh cinta adalah perasaan-perasaan yang ada di dalam. Memegang tangan pasangan saja membuat jantung berdebar. Melihat matanya yang dibalut senyum bisa membuat terkenang-kenang selamanya. Kata-kata pertama yang menunjukkan lawan jenis kita tertarik dan jatuh cinta pada kita, bisa menjadi satu rangkaian kalimat yang terdengar di telinga setiap hari. Memperhatikan rambut, tata krama, cara berpakaian, cara bicara lawan jenis kita, semuanya tampak pas dan sempurna. Dan pada akhirnya membuat kita seperti memiliki dunia ini seorang diri.

Inilah rangkaian hal yang membuat cinta diidentikkan dengan perasaan (feeling). Banyak sudah lagu, film, sinetron, novel, syair, puisi yang lahir dari sumber cinta sebagai perasaan. Kalau kemudian banyak yang memberikan kesan cinta itu cengeng, lemah, tangisan dan sejenisnya, itu hanyalah sepenggal pemahaman tentang cinta sebagai perasaan.

Ada dimensi kedua dari cinta yang layak dicermati setelah cinta sebagai perasaan, yakni cinta sebagai sebuah kekuatan (power). Coba perhatikan pengalaman jatuh cinta kita masing-masing. Ada kekuatan maha dahsyat yang ada di dalam diri, yang membuat badan dan jiwa ini demikian perkasanya. Seolah-olah disuruh memindahkan gunungpun rasanya bisa. Hampir tidak ada penugasan dari lawan jenis yang kita cintai yang tidak bisa diselesaikan. Mulut ini seperti dengan cepatnya berteriak : bisa !

Bermula dari pemahaman seperti inilah maka Deepak Chopra dalam The Path To Love, menyebut bahwa jatuh cinta adalah sebuah kejadian spiritual. Ia tidak semata-mata bertemunya dua hati yang cocok kemudian menghasilkan jantung yang berdebar-debar. Ia adalah tanda-tanda hadirnya sebuah kekuatan yang dahsyat. Persoalannya kemudian, untuk apa kekuatan dahsyat tadi dilakukan.

Kaum agamawan nan bijaksana menggunakan kekuatan terakhir sebagai sarana untuk bertemu Tuhan. Usahawan yang berhasil menggunakan tenaga maha besar ini untuk menekuni seluruh pekerjaannya. Ibu yang mencintai keluarganya mengabdikan seluruh tenaganya untuk mencintai anak dan suaminya. Pekerja yang menyadari kekuatan ini menggunakannya untuk bekerja mencari harta di jalan-jalan cinta. Banyak orang yang dijemput keajaiban karena kemampuan untuk membangkitkan tenaga maha dahsyat ini.

Anda bisa bayangkan, tentara Inggris yang demikian perkasa harus pergi dari India karena kekuatan cinta Mahatma Gandhi beserta pejuang lainnya. Negeri ini dideklarasikan secara amat gagah berani melalui cinta duet Sukarno-Hatta. Demokrasi Amerika berutang amat banyak pada cinta George Washington. Raksasa elektronika Matsushita Electric dibangun di atas tiang-tiang cinta Konosuke Matsushita. Microsoft sampai sekarang masih dipangku oleh kecintaan manusia luar biasa yang bernama Bill Gates. Sulit membayangkan bagaimana seorang Jenderal besar Sudirman bisa memimpin pasukan melawan Belanda dengan badan yang sakit-sakitan, kalau tanpa modal cinta yang mengagumkan. Wanita perkasa dengan nama Kartini mengambil resiko yang demikian tinggi untuk mengangkat derajat kaumnya, apa lagi yang ada di baliknya kalau bukan kekuatan-kekuatan cinta.

Boleh saja Anda menyebut rangkaian bukti ini sebagai serangkaian kebetulan, tetapi saya lebih setuju dengan Deepak Chopra yang menyebut bahwa jatuh cinta adalah sebuah kejadian spiritual. Dari sinilah sang kehidupan kemudian menarik kita tinggi-tinggi ke rangkaian realita yang oleh pikiran biasa disebut luar biasa. Di bagian lain bukunya, Chopra menulis : "merging with another person is an illusion, merging with the Self is the supreme reality". Bergabung dengan orang lain hanyalah sebuah ilusi, tapi bergabung dengan sang Diri yang sejati, itulah sebuah realita yang maha utama.

Jatuh cinta sebagai kejadian spiritual, yang dituju adalah bergabungnya diri kita dengan Diri yang sejati. Ada yang menyebut Diri sejati terakhir dengan sebutan Tuhan, ada yang memberinya sebutan kebenaran, ada yang menyebutnya dengan inner life, dan masih banyak lagi sebutan lainnya. Apapun nama dan sebutannya, ketika Anda menemukannya, kata manapun tidak bisa mewakilinya. Yang ada hanya : ahhhhh !

Serupa dengan pengalaman jatuh cinta ketika kita masih muda, di mana semua unsur badan dan jiwa ini demikian kuat dan perkasanya, demikian juga dengan jatuh cinta sebagai kejadian spiritual. Ia mendamaikan, menggembirakan, mencerahkan, mengagumkan dan menakjubkan. Dan yang paling penting, semuanya kelihatan serba sempurna. Air sungai, daun di pohon, desir angin, suara ombak, wajah pegunungan, demikian juga dengan pekerjaan, keluarga, atasan, bawahan. Seorang sahabat yang kerap jatuh cinta seperti ini, pernah mengungkapkan, dalam keadaan jatuh cinta, setiap lembar daun di pohon apapun terlihat seperti sehalaman buku suci yang penuh inspirasi. Setiap hembusan angin adalah pelukan-pelukan tangan kekasih yang amat menyentuh. Setiap suara air adalah nyanyian-nyanyian rindu yang menyentuh kalbu. Anda tertarik ?

Salam...
Memandang seperti langit, sedalam hati, dan bertindak bagai Ibu Pertiwi
Se-Ikhlas Martir, Sekecil debu di kaki Tuhan

Ustadz
(A WIBOWO L)

Rilekslah sejenak..

By. Arie Wibowo Laksono, @ Facebook

Sahabat-ku semua.., saya mengajak kalian semua untuk menarik nafas sejenak. Duduk bersandar di kursi. Atau berbaringlah santai badanmu. Sejenak lepaskah semua hal yang membebani pikiran. Lepaskanlah saja rasa pegal punggungmu dengan berhenti bergerak. Diam dan pasrah, biarkan semua sendi berada pada posisinya. Biarkan berkas-berkas kantor menumpuk di meja. Lupakan deadline yang sudah diujung mata. Hilangkan ingatan segala galau mengenai tunjangan hari raya, pulang kampun (mudik), tagihan telepon, kartu kredit, air listrik, rasa sakit, dan sebagainya. Anggap semua uang belanja harian, uang sekolah anak, cicilan rumah dan kredit mobil sudah dibayarkan. Rasanya itu semua yang selalu menghantui kehidupan tiap hari, bulan dan tahun. Rutin dan membosankan tapi memang harus!. Letakkan bebanmu, sahabatku. Ya!, letakkan-lah sejenak bebanmu meski sejenak.

Teringat salah satu film favoritku “Taichi Master” yang dibintangi Jet Lee. Film klasik ini selain menyuguhkan ilmu kungfu yang luar biasa, juga ada bagian yang aku sangat sukai. Ketika tokoh yang diperankan Jet Lee frustasi dan stress karena dikhianati kawannya, dia melihat orang memikul kayu bayar dengan sangat kepayahan. Kemudian datang orang dengan berlari-lari sambil berteriak-teriak menuju orang yang memikul kayu bakar itu. Dia mengabarkan kalau istri si pemikul kayu tadi melahirkan, maka segeralah pula pulang dan menyongsong kelahiran sang bayi. Maka si pemikul bergegas dan mencoba berlari tetapi tidak mampu karena beratnya kayu yang dibawanya. Kemudian kawannya berkata; “Letakkan bebanmu. Taruhlah kayu bakarmu agar bisa kamu dengan cepat sampai rumah. Besok bisa diambil lagi itu kayu bakar”. Sejenak si pemikul kayu berpikir, lalu kemudian berlari bersama kawannya untuk menyongsong kelahiran anaknya. Jet Lee yang melihat itu menjadi ikut berfikir.
“Benar. letakkan bebanmu. buang bebanmu untuk menyongsong yang lebih baik,” begitu fikirnya
maka kemudian dia teriak sekeras-kerasnya . Mencoba melepaskan beban yang selama ini memberatkan fikiran dan jiwanya. Sejurus kemudian dia mengeluarkan juru-jurus kungfunya. Dan anda pasti sudah tahu bagaimana kelanjutannya. Beban hidup apapun bentuknya telah menghambat kemajuan dan fikiran jernih untuk mencari solusi hidup.

Kalau kita mengangkat beban seberat 1 kg selama 5 menit terasa tidak berat. Tapi jika mengangkat selama 1 jam tanpa henti maka terasa bertambah berat. Jika 10 jam, barangkali kita akan pingsan. Padahal berat beban itu tetap 1 kg tetapi terasa tambah berat saja. Karena memang semakin lama kita mengangkatnya bebannya semakin berat.
Maka yang harus kita lakukan adalah meletakan beban itu. Rileks sejenak sebelum kita mengangkatnya kembali. Dalam istirahat itu akan mengembalikan pikiran yang jernih dan kebeningan hati. Menyegarkan kembali badan yang luluh lantah kepayahan. Mengembalikan posisi sendi dan otot pada tempat semestinya. Mengembalikan tenaga dan daya upaya untuk menuntaskan beban itu.

Jadi sebelum pulang ke rumah dari kantor sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan dibawa pulang. Beban itu diambil dan diselesaikan kembali esok pagi. Apapun beban kita hari ini, coba tinggalkan sejenak jika memungkinkan. Istirahatlah, nanti diambil kembali. Kadang kita tidak bisa melihat itu beban tapi kita bisa merasakanya.

Sahabat-ku !, rileks-lah sejenak....

Salam..

Sedikit tentang agnostik, setitik tentang atheis, dan sekilas tentang deisme

Sedikit tentang agnostik, setitik tentang atheis, dan sekilas tentang deisme

by Emanuel Triadmojo Suryokusumo (notes) Wed at 10:48pm @ Facebook

Suatu ketika Einstein, seorang ilmuwan terkemuka, pernah diwawancara oleh seorang wartawan. “Apakah anda percaya kepada Tuhan, Profesor?” Ditanya demikian Einstein pun kembali bertanya kepada sang wartawan. “Sebelum saya menjawab pertanyaan anda, pertama-tama saya mau bertanya kepada anda, apakah yang dimaksud dengan Tuhan itu.” Cerita menarik yang saya ambil dari sebuah buku karya Andre Comte Sponville yang berjudul Spiritualitas Tanpa Tuhan ini saya jadikan pembukaan dalam artikel saya ini. Artikel ini adalah sebuah usaha untuk menjawab beberapa pertanyaan mengenai makna agnostik, ateis, dan deisme. Bagi saya ketiga hal ini hampir mirip dan di satu sisi bisa dikatakan saling berkaitan. Pemikiran dan makna yang saya tampilkan dalam buku ini tidak murni karya saya, tetapi sebuah usaha penyarian dari buku Spiritualitas Tanpa Tuhan karya Andre Compte Sponville, ditambah dengan pengetahuan-pengetahuan dari sumber lain. Semoga dapat dinikmati bersama.

&&&&&&&&

Sekedar untuk menyamakan persepsi tentang makna Tuhan, supaya tidak terjadi bias makna dan pengertian dalam keseluruhan artikel ini, maka marilah Tuhan itu kita definisikan sebagai Zat yang kekal abadi, yang gaib dan Maha Sempurna (yang maha melihat dan Mahatinggi di alam semesta), yang Mahakuasa dan atas kehendakNya menciptakan alam semesta ini. Dia diakui Mahasempurna dan Mahapengasih, Mahatau dan Mahakuasa, Mahaadil, Mahapencipta yang bahkan Dia sendiri tidak diciptakan, jika mengutip St. Agustinus (Seorang Teolog Katolik), Dia adalah Pencipta yang tidak diciptakan.

Seringkali orang lebih memilih disebut agnostic dari pada atheis, memang terkesan lebih keren dibaca apalagi jika dipampangkan pada orang awam, “wah istilah baru nih”. Semula saya berfikir dua hal ini adalah hal yang sama padahal sama sekali berbeda. Beberapa etimologi dapat menyesatkan makna agnostik yang sesungguhnya. Misalnya agnostos, dalam bahasa Yunani, artinya tidak diketahui atau tidak bisa diketahui. Hingga orang menyimpulkan agnostik adalah orang yang mengakui ketidaktahuannya tentang persoalan Tuhan atau yang Mahakuasa. Makna ini mengandung konsekuensi logis bahwa jika agnostisisme semakin bisa diaplikasikan berarti agnostisisme semakin tidak bisa dipahami.
Sesungguhnya kaum agnostik itu tidak membenarkan maupun menyangkal keberadaan Tuhan. Lebih jauh. Mereka menolak menetapkan pendirian dalam persoalan ini atau mengklaim diri tidak mampu melakukannya (81, Sponville, 2007).
Kaum agnostik, tidak puas hanya mengakui ketidaktahuan mereka mengenai yang Mahakuasa (sebab banyak kalangan dari agamis dan ateis juga mengakui hal yang sama) berhenti di sana, dan menolak untuk melangkah lebih jauh. Mereka memilih untuk tidak menentukan pendirian dalam persoalan yang tidak mereka ketahui. Pada akhirnya kaum agnostik mempertahankan semacam netralitas, skeptisisme atau ketidakacuhan berkenaan dengan persoalan-persoalan keagamaan

Jauh berbeda dengan atheis. Berasal dari kata Yunani a-theos, yang berarti tanpa Tuhan. Para penganut atheis sama sekali tidak mengakui keberadaan Tuhan, tak sekedar jatuh pada netralitas yang dianut para penganut agnostisisme. Banyak sekali filsuf yang mengeluarkan berbagai pemikiran yang mendasari dirinya untuk menyebut dirinya sendiri sebagai atheis. Mereka itu diantaranya adalah JP Sartre, Feuerbach, Sigmund Freud, Karl Marx, Ernst Bloch (tema skripsi saya menggunakan bahan utama dari buku “Atheism in Christianity” karyanya), dan banyak filsuf lain. Mereka sama sekali menolak mengakui bahwa Tuhan itu eksis. Semoga saja kita bisa membahas berbagai macam pemikiran ateisme pada suatu kesempatan…

Sedangkan deisme adalah sebuah paham yang mengatakan bahwa Allah (atau Tuhan) adalah layaknya pembuat jam. Mengapa pembuat jam? Sebab seperti seorang pembuat jam itu membuat sebuah jam lengkap dengan systemnya. Setelah menciptakan sebuah jam, seorang pembuat jam tidak perlu lagi mengotrol jalannya jam, sebab jam akan berjalan sesuai dengan system yang telah berlaku dalam jam.
Demikian dengan Tuhan. Ia menciptakan dunia lengkap dengan sistemnya. Setelah dunia diciptakan Sang Pencipta itu kemudian lepas tangan, tidak ikut campurtangan lagi pada ciptaannya, semua ciptaan berjalan sesuai dengan mekanisme alamiahnya. Mungkin bisa dikatakan setelah dunia (dan segala isinya) diciptakan berlaku hukum sebab akibat. Misalnya gempa bumi terjadi karena lempeng bumi bergeser, lempeng bumi bergeser karena ingin mengisi ruang kosong yang ada di sela-sela lempeng bumi, lempeng bumi itu mencari posisi paling stabil. Posisi tak stabil lempeng bumi terjadi karena ada banyak ruang kosong, ruang kosong muncul karena materi yang mengisi ruang kosong itu hilang, ternyata materi yang mengisi ruang kosong itu adalah minyak bumi yang banyak ditambang manusia, manusia menambang karena barang tambang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan, kehidupan manusia perlu didukung karena manusia punya sifat ingin bertahan hidup, bertahan hidup itu membutuhkan tenaga, tdan seterusnya. Semua berjalan sesuai dengan sistemnya.
Deisme ini dituduh sebagai biang kerok, cikal bakal lahirnya atheisme di kemudian hari. Sering disebut dalam berbagai tulisan, untuk mencapai atheisme kita butuh selangkah lagi dari deisme. Deisme ini mengesampingkan peran Tuhan dari hidup manusia, Tuhan hanya berperan dalam penciptaan, sebab setelah itu ciptaan sendiri yang menentukan hidupnya. Intinya peran Tuhan dilupakan segera setelah Ia menciptakan ciptaan. Jadi jika kita urut-urutkan atheisme itu lahir setelah deisme terlebih dahulu eksis di jamannya. Deisme ini lahir pada sekitar abad ke 17 dan ke 18.

Emanuel Triadmojo Suryokusumo
(Mahasiswa STF Driyarkara - Smst 7)

bagaimanapun..penuhilah dirimu dengan cinta

mungkin saja... kau tahu apa yang sedang terjadi...
pada bumi ini..pada tanah ini.. pada alam ini... padamu..
bagaimanapun... tersenyumlah..
....
mungkin saja... kau tahu apa yang akan terjadi..
pada saat ini..pada nantinya..dan pada akhirnya...
bagaimanapun... tersenyumlah...
...
jangan biarkan satu kesempatan pun terlewati..
untukmu dapat meraih kebahagiaan itu..
untukmu dapat mengecup indahnya alam ini..
untukmu dapat memeluk mesra yang kau cintai...
...karna itu.. bagaimanapun... tersenyumlah..
....
jangan biarkan hatimu...pikiranmu... perkataanmu...tindakanmu... ternodai..
ternodai oleh emosi.. egois.. dan semua apa yang dapat membuatmu rapuh...
.... bawalah saja cinta.. bawalah saja ketulusan... bawalah saja kesabaran..
agar mampu kau menghadapi semuanya ini...
dengan secercah harapan yang akan kauperjuangkan menjadi nyata...
dengan cinta dalam hatimu..
dengan cinta menjadi perisaimu...
dengan cinta.... dalam hatimu...

Tuesday, September 15, 2009

pertemuan dan perpisahan

pertemuan yang terpisahkan...
perpisahan yang mempertemukan..
....
ingatan itu meleleh dalam kerinduanku padamu...
satu persatu seakan memberikan bulir bulir pada air mataku..
bersinar indah memancarkan kenangan...
yang tersakiti.. yang disakiti..
yang mencintai...yang dicintai..
yang meninggalkan.. yang tertinggal...
yang ada... dan yang kini tiada...
pilihankukah itu... pilihanmukah itu..
tak mungkin lagi terurai.. sudah terpatri dalam setiap helai jiwaku..
namun tak mungkin juga kan ditempuh... perjalanan ini..
terlalu melelahkan bagi hatiku..
terlalu menyakitkan untuk kusadari..
segalanya.... mungkin telah kau rubah...
.....
hendak kaututupkan lembaran itu..
hendak kaumulaikah lembaran baru... tanpaku..
tanpa apa yang telah terlukiskan dalam hidupku..
......
meski perih kurasakan...
tanganku tetap kan terulur padamu...
berharap kau kembali...
dan juga berserah... melepaskanmu pergi...
....
kan kugenggam...apa yang telah kumiliki...
yang tak tergenggam..biarlah menjadi miliknya... bukan milikku..
yang tak mampu kugenggam...biarlah tak kuinginkan lagi menjadi milikku...
....
tetap saja... bunga yang telah mekar dengan indahnya itu.... akan menceritakan kisahnya...
hingga sampai ke tanah... terurai..dan mati...
tetap saja... yang terurai dan yang mati... akan memberikan kehidupan yang baru..
yang akan kulukiskan kembali dengan indah dalam hidupku..
berwarna warni indah..pada akhirnya nanti... meski tanpamu...
....
tetap saja... rumah yang telah kaubangun untukku itu.. akan menceritakan kisahnya..
kisah antara kau dan aku... kisah tentang sebuah pertemuan dan perpisahan...
dan kisah tentang sebuah pilihan...
....sampai akhirnya nanti... sebuah kisah baru yang lebih indah akan kuukir disana.. terpatri dalam setiap ruangnya... terpatri dalam setiap dinding dan lantainya...
..... tak usah kau heran... jika aku memilih untuk tak menghancurkan apa yang telah kau bangun...
....karna kau tahu..?... sedikitpun.. aku tak pernah meminta balas akan cintaku padamu...
dan akan apa yang telah kauberikan padaku... akan kukenang dengan indah... hingga kututup usiaku...
.....
itulah cintaku..
itulah pilihanku...
...
dan tak kan sedikitpun kusesali...
...
karna hidup ini begitu indahnya... untuk kulewatkan..hanya karena kau tak bersamaku...

tersenyumlah

tersenyumlah...
buku itu sudah terlalu penuh untuk kau isi lagi dengan segala keluhan dan kesedihanmu !...
go buy a new one!..
its ur own choice anyway...
(^-^)..
belajarlah untuk sedikit lebih dewasa lagi dari kamu yang kemaren..
dan jadikan semua masalah dan bebanmu itu hanyalah sebuah tantangan kecil untuk kau taklukkan..
.... tak kan mudah.. dan tak akan begitu sulit..
karena itu.. tersenyumlah..
dan berikan cintamu... dengan tulus..
and sure u'll find... kebahagiaan sejati..
yang tak hanya sebatas keluhanmu saja...
....
see...
and listen...
alam memanggilmu..
untuk bernyanyi bersama mereka..
menebarkan kegembiraan di atas tanah yang kita cintai ini...

sayap yang terluka

meninggalkanmu...
menusuk dan melukai sayapku...
aku tahu aku tak akan mampu terbang lagi...
dan memang aku tak ingin terbang lagi..
karena di semesta itu..
sudah tidak ada lagi yang ingin kutemui..
....
bersamamu...
menusuk dan melukai sayapmu..
karena aku tau... aku tak mampu memberimu kebahagiaan yang kau pinta...
......
jika aku diam saja...
pedang itu akan menusuk lebih banyak lagi...
mereka yang akan terluka..
karena kejujuran dan ketulusan yang tak lagi bersemi diantara kau dan aku...
....
jadi biarlah seperti ini...
....
melukaimu.... membunuhku...
menyakitimu.... menyayat hatiku...
......tapi biarlah..untuk yang terakhir kalinya...
dan waktu akan menyembuhkan lukamu..
dan membuatmu terbang bebas ke angkasa lagi...
.......
dan sayap yang terluka ini...
biarlah menjadi saksi..
betapa cintaku padamu tulus adanya..
dan hanya padamu..
meski aku tak setia

meninggalkanmu...
menusuk dan melukai sayapku...
aku tahu aku tak akan mampu terbang lagi...
dan memang aku tak ingin terbang lagi..
karena di semesta itu..
sudah tidak ada lagi yang ingin kutemui..
....
bersamamu...
menusuk dan melukai sayapmu..
karena aku tau... aku tak mampu memberimu kebahagiaan yang kau pinta...
......
jika aku diam saja...
pedang itu akan menusuk lebih banyak lagi...
mereka yang akan terluka..
karena kejujuran dan ketulusan yang tak lagi bersemi diantara kau dan aku...
....
jadi biarlah seperti ini...
....
melukaimu.... membunuhku...
menyakitimu.... menyayat hatiku...
......tapi biarlah..untuk yang terakhir kalinya...
dan waktu akan menyembuhkan lukamu..
dan membuatmu terbang bebas ke angkasa lagi...
.......
dan sayap yang terluka ini...
biarlah menjadi saksi..
betapa cintaku padamu tulus adanya..
dan hanya padamu..
meski aku tak setia

Monday, September 14, 2009

membunuhmu..

awan itu tak bergerak melaju...
akupun terhisap oleh kelamnya waktu...
hendak terhentikah putaran ini..
hendak terpetikkah benih kehidupan ini...
....
tak mudah untuk kumengerti..
saat api itu datang dan membakar perihku...
tak mudah untuk kupahami...
saat badai dan hujan turun membanjiri keluku..
....
biarkan berputar segala kebencian yang ada..
biarkan menghujam turun ke bumi keterpurukan itu...
aku bukannya hanya akan diam dan menatapmu...
aku bukannya akan mengikat tanganku kepenjurumu...
...
aku akan berlari mengejar dan menangkapmu dengan yakinku..
aku akan mendaki bukit yang kau jaga dan kusebarkan benih harapan disana..
aku akan menatapmu dan menciummu dengan beribu cinta...
aku akan memelukmu erat dan membuatmu merasakan hangatnya ketulusan..
dan aku akan membunuhmu... dengan semua kebaikan yang kumiliki...
hingga kau akan hidup kembali dalam semesta yang indah..
semesta yang akan melukiskan pelangi dalam hidupmu..
semesta yang akan memekarkan ribuan bunga mawar tak berduri untuk menemanimu..
semesta yang akan kauhabiskan dengan penuh cinta dan ketulusan...

teman..jalan kita mungkin tak sama..

Teman...
aku tidak kehilangan arah..
aku hanya tidak memilih jalan yang kau pilih...
Teman...
Aku tau kau mengkuatirkan aku..
Akan jalan yang kini kutempuh...
Tapi percayalah padaku..
Seperti selama ini kau telah menggenggam tanganku..
Jalan ini.. Mungkin tak sama dengan jalanmu..
Jalan yang dulu juga kupilih..
Jalan ini..jalan yang jauh berbeda...
Namun jalan inilah yang aku pilih untuk hidupku..
Mengertilah...
...Teman..
Teman..
Lihatlah kedalamku..
Tetap yang sama untukmu..
Tangan yang sama yang akan menggandengmu..
Hati yang sama yang akan memelukmu..
Cinta yang sama yang akan menemanimu..
Meski jalan kita kini tak sama...
...
Teman...
Aku bukannya kehilangan pikiranku...
Aku hanya berpikir..apa yang tak kaupikirkan..
Aku juga bukannya kehilangan jati diriku..
Aku hanya sedang memastikan jati diriku..
...
Teman...
Kalau kau tak dapat mengerti jalan yang kupilih..
Mengertilah aku..
....Karna aku bukan meninggalkanmu..
Aku hanya mencoba membangun bahteraku..
Dan akupun akan selalu menyediakan ruang untukmu disana..
...
Teman...
Sungguh...aku mencintaimu..
Dan segala apa yang kau pilih untukmu..

katakanlah...cinta..

Kasih..
Tidakkah kau tau..
Perahu itu telah kusiapkan untuk kita berlayar...
Mengarungi luasnya samudra biru..
Entah badai..entah terik..entah kesejukan..
Tapi bersamamu...
....
Kasih..
Tidakkah kau tahu...
Kulukiskan sepasang malaikat dalam hatimu..
Menjaga cintamu..menjaga cintaku..
Hingga rindu itu berpadu dalam pelangi warna..
....
Kasih...
Tidakkah kau tahu...
Rangkaian kata ini.. kutujukan hanya untukmu..
Menyentuh hatimu.. membelai rasamu..
Menunggumu...
...
Kasih...
Biarkan angin saja yang merasakan keresahan hatimu..
Biarkan hujan saja yang mengambil galau cintamu..
Biarkan matahari saja yang menghanguskan ketakutanmu..
Dan biarlah hanya cinta itu..yang kau hantarkan padaku..
Untuk memenuhi kekosonganku..
Untuk menyirami kehausanku..
Untuk melengkapi kesendirianku..
....
Kasih...
Semua tidak akan begitu sulit untuk dikatakan..
Jika engkau mencoba untuk mempercayai hatiku..
...
Kasih..

cinta....aku ada disini..untukmu

Aku mungkin tak berada di sisi mu...
Untuk mengulurkan tangan padamu ketika kau terjatuh..
Aku mungkin tak berada disisimu...
Untuk menyediakan pundak bagi air matamu..
Aku mungkin tak berada disisimu..
Untuk memelukmu saat kau merasa rapuh...
....
Aku sadari kehadiranku begitu semu di duniamu...
...
Namun apakah kau tau...
...
Jika akhirnya kau hancur juga..
Aku akan hadir disana untuk memunguti serpihan serpihan itu...
Dan akan kurangkai dengan cintaku...
Berapa lamapun waktu itu....
...
Apakah kau juga tahu...
Jika kau adalah gunung es..yang akhirnya harus meleleh...
Aku akan menjadi jurang yang dalam disekelilingmu...
Untuk menampung setiap cair lelehmu..
Dan menjadikannya danau yang indah...
....
..
Aku bukanlah pakaian yang akan menghangatkan tubuhmu..
Aku cinta... yang akan menghangatkan hatimu..
Aku bukanlah lilin yang akan menerangi jalanmu..
Aku cinta..yang akan menerangi hatimu..
....
dan jika kau harus tanyakan padaku..
Dimanakah aku ketika kau sangat membutuhkan aku..
Dan aku tak berada disampingmu...
..Kasih...aku ada disini...
Di semesta itu..
Selalu menunggumu..ketika kau sudah siap untuk kembali pulang kepadaku..
...Aku ada disini..
Menyiapkan segala yang kau perlukan dalam hatimu..
Cinta...

Saat semuanya terasa terhenti…

Saat semuanya terasa terhenti…
Kau telah menggenggam sebagian cintaku…
Kau bawa pergi entah kemana…
Kau bawa pergi entah akankah kembali…
…..
Aku menatap dalam hampa..
Aku meraba dalam kegelapan..
Hanya bisa mereka reka apa yang tak mampu kulihat…
Hanya mampu mengharapkan apa yang tak nyata..
Sejak semula… semua memang hanya terluka…
Sejak semula… semua memang hanya sebatas itu..
Sebatas apa yang kau hendak layangkan pada semestamu..
Sebatas apa yang kau tata di rasi bintangmu..
Sebatas apa yang sudah kau arungi dalam samudramu…

Tak pernah dapat kuraih..
Tak pernah dapat kurasakan…
Dan memang tak untuk kudapatkan…
…..
Satu persatu mulai runtuh..
Menjadi debu yang menutupi ruang ruang hatiku…
…..
Tak akan kusesali..
Karma semua teah menjadi sudut2 beku dalam cintaku..
Tak untuk dicairkan… tak untuk ditemukan…
Karena hanya satu kali saja..
Terbangun dan akan terlelap..

Dan bila semua serpihan itu harus hancur..

Dan bila semua serpihan itu harus hancur..
Biarlah menjadi saksi sejarah keindahan kenangan..
Tercipta dalam setiap butiran kemilaunya...
Menjadi cerminan cinta yang tak sampai ke pelukanku..
....
Bila nanti semua terurai ke bumi..
Biarlah lebur bersama kerasnya egomu...
Tak akan ada lagi yang tersisa..
Hanyalah setitik kecil asa yang terluka..
Yang kan hangus bersama panasnya hati yang tak mampu menerima...
...
Hingga akhirnya tiba..
Saat hujan kan turun dan membasahi letih yang tersisa..
Menghapus rindu dalam kebencian yang terjejakkan di bumi..
Bersama kembali menjadi ketiadaan...
...
Dan semua akan menjadi satu..
Dan satu akan terurai menjadi banyak...
Hingga memenuhi kembali semesta itu..
Entah dalam cinta atau ketiadaan..

Wednesday, September 9, 2009

Jejak cinta yang terbuang

Terjejak cintaku diatas tanah..
Terpetakan rinduku diatas riuhnya gelora...
Seakan remuk asa dan pintaku..
Saat kau ragukan apa yang tlah kaumiliki..
...
Apa cinta itu buta..hingga masih kau tak mampu melihat tulusnya..?
Lalu mengapa kau tak menggapai tanganku tuk menuntunmu menuju terang..?
...
Apa cinta itu tuli..hingga masih kau tak mampu mendengar getarnya rinduku..?
Lalu mengapa kau tak bersandar pada pelukku,hingga dapat kubisikkan padamu cinta itu...?
....
Sekejap saja kau menghilang dari pandanganku...
Membuatku remuk redam...hingga bintangpun tak berkelip lagi..
Sebilah pedang yang tlah kusimpan..
Menyimpan kisah dan cerita...
Yang tak ingin sekedar kukenang...
...
Apakah kau tau...
Apakah kau mengerti...
Semua ini...
Membuatku hancur...

Sesaat yang kupinta

Sesaat ingin kuberkata..
Dekati aku dengan kemilaunya hatimu...
Sesaat ingin kumenyentuhmu..
Membelai lembut dan meniupkan rindu di relungmu..
Sesaat ingin kumengejarmu...
Menangkap isyarat yang tak kumengerti...
Sesaat ingin kumendekapmu..
Mencoba cari jawaban akan gundahnya hati...
Sesaat ingin kumencacimu...
Terbalas diam dan bisunya bahasamu..
Sesaat ingin kumenghempasmu...
Dan membuatku terjatuh lebih dalam darimu..
Sesaat..hanya sesaat saja..
Karena kutau waktu kita mungkin tak sampai..
Sesaat..dan cuma sesaat..
Hanya cukup tuk bekukan keabadian cinta yg mungkin ada...
....
Sesaat... kuinginkan kejujuran dari hatimu..
Apakah itu cinta yang hendak kau kirimkan dihatiku..?..
..Sesaat saja.. Hanya sesaat..
Karna kutau waktu itu juga bukan milikku...
...
Sesaat.. Mengapa tak kaukumpulkan asa dan mimpimu..untuk bersamaku..
Sesaat... Tak kan pernah begitu lama..
Jika cinta yg kaugenggam itu tlah kauserahkan pada miliknya...
...Sesaat... Yang tak mudah...juga tak menyulitkan..
Sesaat.. Ijinkanlah hatimu..
Untuk menyatakan cinta yang terpendam...

Serpihan cinta 2

Mampukah kita...
Mencair ketika panas..
Membeku ketika dingin..
... Tidak penting..!
Mampukah kita..
Terbang ketika naik..
Dan tenggelam ketika turun..
... Tidak penting !
....
Tapi apakah kamu mau...?
...
Menjadi panas ketika semua mengeras..
Hingga mampu kita melunakkan...
..
Maukah kita..
Menjadi dingin yang menyejukkan..
Ketika semua panas dan mulai meleleh..
..Maukah..?..
..
Saat semua memilih untuk terbang dan pergi..
Smentara hatimu harus tinggal dan menatap kepergian cintamu...
...
maukah kamu..
Tenggelam bersama derasnya benih benih kebenaran yang terapung..
Sementara yang lain memilih untuk terselamatkan oleh kenyamanan..
...
Maukah kamu...
Memilih..apa yang kau pilih..
Dan memilih..apa yang tidak kau pilih..
Maukah kamu...
Menjadi sadar ...dengan tidak menyadari..
Menjadi sadar..dengan menyadari..
..
Maukah kamu...
Maukah aku..
Maukah kita...
Menggenggam erat apa yang telah kau eratkan..
Meski hancur ragamu..perih jiwamu..
....
Maukah kita..
Maukah aku..
Maukah kamu..
Mencintai.. Dengan ketulusan...?

Serpihan cinta

Aku menangis..
Meski kutau tak ada gunanya..
Aku teriris..
Meski kutau ku tak kan terluka..
....Aku seakan melaju pada kereta kencana..
Memegang kendali namun kehilangan arah..
Hanya mampu ikuti arusnya..
Hanya mampu ratapi derasnya..
...
Sesakkk..
Walau ku masih tak terhimpit..
Panasss..
Walau ku masih tak terbakar..
Semakin sempit dan berhimpit..
Antara ego dan sejatinya...
...
Masih berharap..
Meski kutak tau apa yang takkuharapkan..
...
Semua tak ingin kuputus..hanya karena emosi yang tak terurus..
...
merapatkan barisan..
Merenggangkan barisan..
Melakukan keduanya..
Dengan tujuan yang sama dan berbeda..
Karna tak ada itu ada..
Dan yang ada itu tak ada..
Hanya bisa kutelusuri..
Dalam kata,rasa dan cinta..

-------------
Sony H Waluyo

Kukisahkan dongeng-dongeng
yang kuharap kau suka
dari satu dongeng ke lain
kucari mana yg membuatmu nyaman
...

diam ekspresimu
sungguh ku tak tahu
apakah kau jadi bahagia
ataukah menangis oleh dongeng-dongeng

mungkin aku terlalu egois
dengan ilusi-ilusiku pribadi
yang telah membuatmu
tercekam dalam diam seribu bahasa

biarkan ku pergi
membawa seribu dongeng yang tak tersampaikan
untuk memberimu waktu menciptakan dongeng-dongengmu
yang kan kutunggu jika kuboleh mendengarnya

kisah-kisah antara kau dan aku
yang pernah ada
namun juga menjadi tiada
mungkinkah bisa terajut dalam suatu kisah bahagia

Apa yang ingin kaukatakan

Aku mendengar...
Tapi aku tak mendengar...
Kucoba melihat..
Namun aku juga tak dapat melihatnya..
Kucoba merasakan..
Aku tak mengerti apa yang kurasakan...
...
Tegurankah itu..
Sapaankah itu..
Nasehatkah itu..
Peringatankah itu..
Atau hanya hendak menemani kegalauanku yang kau rasakan...?
....
Sungguh aku mati hendak memahaminya..
Berdarah dan konyol aku hendak menyangkal pertandanya..
Terbakar api aku berlari..
Tersengat lebah aku berbisa..
...
Apakah kata dapat menjadi kuncinya..
Hendak kautunjukkan kah jalannya..
Atau hanya membuatku mencari..?...
....
Hanya kiri..kupikir kurasakan...
...
Tuntun hatiku..
Tuntun rasaku..
Tuntun tubuhku..
Tuntun tanganku..
Tuntun setiap goresanku..
Agar mengerti aku akan bimbingmu...
....
Jika harus kutunggu..
Biarlah kutetap mendengar yang tak kudengar..
..
Karna hanya ingin sampaikan saat ini..
Terima kasih.. Dan aku mencintaimu..

Lelaplah cinta dalam buaiku

Saat mata terpejam..
Hanya ingin panjatkan asaku..
Agar terbang tinggi ke semesta itu..
Dan menjemputmu..
...
Sudah lelapkah dirimu.. Cinta...
Kau bawakah aku dalam mimpimu.. Cinta...
...
Tetaplah terlelap cinta..
Aku akan membuaimu dalam mimpi..
Membawamu pergi..
Ke taman impian yang tlah kubangun untukmu..
....
Dimana pelangi akan menjadi jembatan..
Diatas sungai yang penuh mutiara dan permata..
Dimana daun dan bunga akan menyanyikan merdunya cinta..
Dimana bintang dan bulan akan selalu tersenyum memandangmu..
Dimana angin akan meniupkan harumku padamu..
Dimana anggur manis akan memabukkan harimu dengan cinta..
Dimana rindu bagaikan sayap yang akan membawamu ketempat ku ada..
....
Dan biarkan kutiti pelangi..
Diiringi harmoninya kicau burung di pagi hari..
Hanya menuju padamu..
Untuk tertuju hanya padamu..
Agar dapat kuselimutkan rindu ini pada hatimu..
Agar dapat kukecupkan gairah ini ke relungmu..
...Agar cinta ini menjadi nyata dalam hatimu...
..
Terlelaplah cinta..
Karena aku akan selalu membuaimu dalam tidurmu..