Saturday, August 8, 2009

Yoga: Suatu Studi dan Praktek

Tuesday, June 9, 2009 at 11:10am
Eduard de Grave: Yoga: Suatu Studi dan Praktek (note on facebook)

Transformasi-diri dan pertumbuhan spiritual merupakan konsep penting
dalam filsafat agama manapun. Transformasi-diri dan pertumbuhan
spiritual juga merupakan konsep praktis, karena realisasinya
melibatkan pengintegrasian dan pengharmonisan aspek emosional,
mental dan spiritual dari hakikat kita. Salah satu cara yang dipilih
oleh banyak orang pada transformasi-dalam/Inner transformation adalah
melalui displin yoga.

Di masa ini banyak orang yang penuh pertimbangan berminat
mempelajari berbagai bentuk yoga dan merasakan hasrat mendalam untuk
menemukan ketenangan-dalam/Inner peace atau mencapai pertumbuhan
spiritual. Jadi mari kita lihat lebih jelas apakah yoga ini, apa
artinya, apa saja yg dilakukannya, dan bagaimana kita
mempraktekkannya sebagai jalan menuju pemenuhan-pemahaman-diri/Full
Self Realization.

Apa itu Yoga?

Kata "Yoga," berasal dari terminologi Sansekerta seperti
halnya "yoke" dalam bahasa Inggris berarti "menyatukan" dan
mengimplikasikan persatuan aspek pribadi kita dengan Sumber Ilahiah
darimana kita berasal. Jadi Yoga dapat diartikan sebagai transformasi
hakikat pribadi kita agar lebih responsif terhadap Diri-dalam/Inner
self, dan transformasi ini akan mengarahkan kita pada pencapaian
kebersatuan kesadaran-diri (at-one-ment) dengan esensi ilahi atau
spiritual: Prinsip Yang Maha Tunggal dalam semesta. Yoga mengacu pada
penyatuan diri yang lebih rendah dengan Diri yang lebih tinggi dan
juga pada cara-cara untuk mencapai penyatuan tersebut. Jadi Yoga
merupakan studi mendalam sekaligus merupakan disiplin pragmatis.

Unsur apa saja yang dilibatkan dalam Yoga?

Ada berbagai sistem yang berbeda dalam mempelajari yoga, tapi
kesemua metodenya melibatkan disiplin-diri dan penjelajahan-diri.
Semua sistem ini mengenali keabsahan pelatihan dasar tertentu :
pengendalian tubuh melalui postur dan pernafasan yang tepat;
pengendalian emosi dan pikiran; meditasi dan kontemplasi. Dalam tiap
pelatihan yoga unsur-unsur esensial tadilah yang dilibatkan.

Kebanyakan praktisi yoga menganggap Yoga Sutra dari Patanjali
sebagai buku pegangan yang paling penting. "Delapan anggota" atau
delapan aspek yoga, yang digarisbawahi oleh Patanjali dipertimbangkan
sebagai panduan seluruh bentuk pelatihan yoga. "Anggota" yang pertama
dikenal sebagai "yama" atau pelatihan pengekangan-diri dan yama yang
pertama disebut "ahimsa" atau tidak menyakiti makhluk lain. Dikatakan
bahwa ahimsa merupakan jantungnya disiplin yoga.

Buku pegangan yoga yang lain adalah naskah agung Hindu,
Bhagavad Gita. Mempelajari karya ini merupakan harga tak ternilai
bagi pelajar pemula.

Di bawah ini kami berikan penjabaran beberapa bentuk yoga
yang terkenal, namun perlu diingat bahwa tiap-tiap sistem yang
disebutkan di sini melibatkan banyak hal dalam hidup yang disiplin
dan pelatihan yang teratur, lebih dari yang bisa diberikan dalam
ulasan singkat ini.

Hatha Yoga

Kebanyakan yoga yang populer di dunia Barat adalah dua bentuk
yoga, salah satunya dikenal dengan Hatha Yoga. Sistem ini memberi
perhatian pada postur tubuh dan pengendalian pernafasan. Seringkali
orang melupakan bahwa sistem ini juga melibatkan pelatihan meditasi.
Jadi walaupun Hatha Yoga menitikberatkan pada pelatihan tubuh fisik,
sesungguhnya pelatihan tadi adalah untuk memungkinkan tubuh merespons
dorongan Kehadiran Ilahi dalam diri. Ketika tubuh didisiplinkan,
tubuh tidak lagi gelisah, kegelisahan ini merupakan gangguan saat
meditasi. Banyak praktisi menekankan nilai therapeutik (penyembuhan)
dari Hatha Yoga, karena kalau dilatih dengan baik akan meningkatkan
kesejahteraan fisik. Keadaan tubuh yang baik menunjang pertumbuhan
spiritual.

Mantra Yoga

Sistem Mantra Yoga sangat populer belakangan ini, dengan
merapalkan (chanting) kalimat suci atau kata-kata pemujaan dan
konsentrasi terpusat. Sistem ini melibatkan pengetahuan kekuatan
okultik dari suara. Tujuan dari Mantra Yoga adalah menyelaraskan
sifat pribadi dengan nada gelombang kesadaran yang jauh lebih tinggi
dan lebih halus sifatnya dari kesadaran sehari-hari (kesadaran waktu
kita bangun). Tujuan puncaknya adalah agar individu dapat "mendengar"
Suara Ilahi dalam-diri kita, bukan melalui telinga atau mekanisme
fisik melainkan melalui indera super kita.

Bhakti Yoga

Bhakti Yoga adalah jalan pengabdian. Sistem ini menekankan
cinta kasih, penyerahan-diri pada Spirit Ilahi atau Yang Tertinggi.
Seringkali kita menemui personifikasi Yang Tertinggi dalam bentuk-
bentuk tertentu pada individu yang mengambil jalan ini. Hal ini bisa
berupa inkarnasi ilahi/avatar seperti halnya Kristus, Krishna, Baba,
Babaji, ataupun gambaran mental dari Ilahi secara personal. Sistem
ini sering disebut sebagai yoga Nasrani, tapi sistem ini juga kita
jumpai dalam berbagai agama dimana ditekankan penyerahan diri pribadi
dan pengabdian sebagai tujuan ideal. Bhakti yoga adalah jalan yang
telah menolong banyak orang dalam pendakian ke puncak gunung
penyatuan spiritual. Seperti contoh yang diberikan oleh para santa-
santo/para nabi/para maha rishi/para wali dimana untuk mendaki lebih
tinggi ke arah Ilahi, maka kehidupan pribadi harus diserahkan pada
Kehidupan Ilahi secara mutlak. Oleh karenanya jalan ini adalah jalan
yang tepat bagi orang-orang yang bersifat pengabdi/bhakti, yang
dengan gembira melenyapkan diri mereka pada Yang Maha Tinggi.

Karma Yoga

Sesuai dengan namanya, yoga ini melibatkan karma (=tindakan).
Tujuan dari Karma Yoga adalah mencapai persatuan dengan Yang Maha
Tinggi melalui tindakan yang benar, yaitu tindakan yang dilakukan apa
adanya tanpa mengharapkan imbalan (selfless service). Ini adalah
jalan bagi mereka yang digerakkan oleh rasa simpati, dan welas-asih
terhadap orang-orang yang menderita. Jalan ini adalah bagi mereka
yang dengan semangat berusaha meringankan beban penderitaan dan
kesedihan orang lain. Jalan ini menekankan kemurnian motif tanpa
dinodai oleh kepentingan pribadi. Melalui tindakan altruistik,
pengikut Karma Yoga akan sampai pada pemahaman kehidupan yang lebih
mendalam dan menjadi lebih dekat dengan Kehidupan Ilahi yang dijumpai
pada semua makhluk.

Jnana Yoga

Kalau Bhakti Yoga menggunakan jalan pengabdian dan Karma Yoga
menggunakan jalan tindakan, maka ada juga jalan lewat ilmu
pengetahuan Jalan ini dikenal dengan sebutan Jnana Yoga (sering
dieja "Gnana"); tujuannya adalah untuk mewujudkan kebenaran hidup.
Kata "jnana" terdengar familier, mirip dengan kata "gnosis". Arti
kedua kata tersebut sama yaitu pengetahuan. Pengetahuan yang dimaksud
di sini bukannya pengetahuan external tentang benda-benda melainkan
pengetahuan alam realitas. Guru agung Jnana Yoga, Shankaracharya, si
bijak dari India, menuliskan karyanya yang berjudul "Viveka
Chudamani". Karyanya ini telah diterjemahkan dalam beberapa bahasa.
Secara harafiah berarti "permata puncak dari diskriminasi" namun
viveka dapat juga berarti "insight" atau bahkan "kebijaksanaan".
Svami Shankaracharya membedakan antara mereka yang ingin memiliki dan
mereka yang ingin mengetahui. Di puncaknya hanya ada satu hal untuk
diketahui yaitu sang Diri Tunggal yang identik dengan Tuhan, Alloh,
Causa Prima atau Brahman, sebagai satu-satunya Sumber segala bentuk
keberadaan, seperti yang dikenal dalam filsafat Vedanta, yang menjadi
dasar dari Jnana Yoga.

Raja Yoga

Terkadang disebut sebagai bentuk yoga yang paling tinggi,
Raja Yoga – The Science of The Kings/Ilmu para raja – menggabungkan
aspek-aspek utama dari sistem yoga lainnya. Jalan ini menggunakan
disiplin dan pelatihan untuk memurnikan emosi, meluaskan intelek dan
mengendalikan tiap komponen hakikat kita dibawah kehendak (will).
Tujuan yoga ini adalah mengurangi dan akhirnya menghilangkan
identifikasi dengan personalitas sehingga timbul kesadaran bahwa Diri
Kekal kita itu identik dengan Hidup Ilahi Yang Tunggal.

Azas Raja Yoga dapat kita jumpai dalam aphorisme/perumpamaan
("sutra") dari Patanjali, yang karyanya telah diterjemahkan dalam
bahasa Inggris lengkap dengan komentar dan ulasan.Dalam perumpamaan
Patanjali terdapat langkah-langkah untuk mempersiapkan diri pada yoga
sejati berikut dengan latihan-latihannya. Untuk mempersiapkan diri,
kita harus bertindak benar dalam pikiran, perkataan dan perbuatan;
menjalankan kehidupan moral, dan mengekspresikan prinsip-prinsip etis
fundamental yang dijumpai di semua agama besar. Untuk melatihnya kita
harus melakukan introspeksi-diri dengan teratur secara berkala;
caranya adalah dengan menutup kesadaran dari panca indera kita
sehingga kesadaraan kita bisa bebas dari gangguan dunia untuk
sementara waktu. Ini sesuai dengan tujuan Raja yoga agar kita
mempersiapkan transisi dari kesadaran eksternal menuju pada kesadaran
internal.

Yoga & Meditasi

Meditasi merupakan bagian penting di setiap bentuk yoga.
Patanjali menekankan pentingnya pengendalian pikiran dan penenangan
untuk mencapai transendensi pikiran, lewat Raja yoga, Patanjali
meramunya dalam 3 langkah: konsentrasi, meditasi dan kontemplasi.
Pada prakteknya 3 langkah ini saling tumpang tindih tapi dalam yoga
sutra sengaja dituliskan terpisah untuk memudahkan studi.

Yoga dimulai dengan konsentrasi. Mengapa? Karena pikiran kita
selalu bergerak, liar dan tidak mau tinggal diam. Pikiran kita
dipenuhi dengan berbagai kenangan, memory dan berbagai keinginan
untuk menjadi atau untuk memiliki; pikiran sangat mudah terganggu
oleh hal-hal sepele. Oleh karena itu kita mulai dengan berkonsentrasi
pada hal-hal yang sederhana seperti misalnya sebuah benda atau sebuah
gagasan, dan membiarkan konsentrasi kita pada benda tersebut semakin
intens terserap olehnya, dan kita menolak memberikan perhatian bagi
hal-hal lainnya. Kalau pikiran mulai berkeliaran, dengan lembut
kembalikan konsentrasi pada benda tersebut.

Setelah mampu menguasai konsentrasi, langkah selanjutnya
adalah meditasi. Meditasi dijabarkan sebagai aliran pikiran yang
teratur dan terus-menerus terhadap sebuah obyek, misalnya sebuah
bunga, salib, cakra, nafas, atau kualitas yang tidak dapat terlihat
(misalnya, nama baik seorang Guru Agung/kata-kata Ilahiah lainnya),
gagasan abstrak, atau objek lainnya yang kita pilih sendiri. Proses
ini lebih mendalam dari sekedar konsentrasi dan mengarah menuju
keadaan dimana kita masuk menyadari bahkan menjadi apa yang kita
pikirkan dan konsentrasikan tadi. Ini melibatkan upaya menembus imaji
dan bentuk untuk dapat mengidentifikasikan diri dengan kehidupan
dalam obyek yang dipilih tadi.

Selanjutnya diikuti dengan proses kontemplasi. Dalam tahap
ini kita tidak lagi tertarik pada sebiah obyek, sebuah gagasan atau
seseorang, tetapi kita membawa pikiran kita pada keadaan ketenangan
absolut. Harus diperhatikan bahwa keadaan ini bukanlah keadaan pasif
melainkan keadaan dengan kesadaran positif; sebuah ketenangan yang
memberikan perasaan utuh dan kedamaian yang dinamis. Keadaan ini
tidak melampaui kesadaran, namun mentransformasi individu, dan
memberikan ketenangan sejati serta kepastian-dalam yang secara
praktis akan banyak membantu kehidupan kita sehari-hari. Dalam tahap
kontemplasi ini, amat mungkin kita mencapai pencerahan dan insight
dari Diri Spiritual dan perasaan menyebar akan kesatuan kehidupan
akan terwujudkan.

Tujuan Yoga

Semua bentuk disiplin/sistem Yoga merupakan jalan yang
mengarahkan indivdu mencapai persatuan dengan Atman/Spirit Tertinggi.
Persatuan ini disebut "Samadhi" dalam naskah-naskah yoga, "Kesadaran
Krishna" dalam Krishna Consciousness Movement, "Satori" dalam Zen
Buddhisme, "Kesadaran Kristus" dalam mistisisme
Nasrani, "Manunggaling Kawula Gusti" dalam Kejawen, dll. Apapun juga
istilah yang digunakan hal ini berarti pembebasan spirit individual
dari kesadaran sehari-hari dan Memasuki getaran-kebahagiaan Sang
Sumber yang dilambangkan secara indah lewat kalimat, "Sang butir
embun telah pulang pada lautan cahaya yang bersinar".


BAHAN BACAAN LANJUTAN YANG DISARANKAN

o An Introduction to Yoga by Annie Bessant
o Seven Schools of Yoga by Ernest Wood
o Application of Yoga to Daily Life by Ianthe Hoskins
o Raja Yoga: A Simplified Course by Wallace Slater
o Hatha Yoga: A Simplified Course by Wallace Slater
o Integral Yoga by Haridas Chaudhuri
o The Science of Yoga by I.K. Taimni
o A Student's Companion to Patanjali by Roger Worthington
o Yoga: The Art of Integration by Rohit Mehta
o The Universal Yoga Tradition by Radha Burnier
o Initiation into Yoga by Sri Krishna Prem
o A History of Yoga by Vivian Worthington
o Yoga: The Technology of Ecstasy by George Feurstein
o Viveka Chudamani translated by Mohini M Chatterji
o The Pinnacle of Indian Thought by Ernest Wood

No comments:

Post a Comment